Kamis, 21 Mei 2009

PENDIDIKAN DI INDONESIA

PENDIDIKAN DI INDONESIA
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM KURUN DASA WARSA

Pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan tahun 1945 masih mengikuti kurukulum jaman Belanda. Bahan-bahan perlengkapan pelajaran disediakan oleh sekolah walaupun bahan yang sederhana seperti grip karena kertas pada masa itu sulit didapat, kalau adapun harganya cukup tinggi. Karena kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, maka para siswa dididik untuk menghafal diluar kepala seperti pelajaran berhitung. Pelajaran menulis indahpun diajarkan sehingga pada masa itu banyak orang-orang yang dapat menghitung cepat dan tulisanya indah-indah. Namun penduduk Indonesia yang dapat menikmati pendidikan sedikit sekali dan yang bersekolahpun kebanyakan hanya sampai kelas 3 Sekolah Rakyat ( sekarang Sekolah Dasar).
Karena kurangnya dana untuk pendidikan, maka pada tahun 60-an sekolah-sekolah menentukan uang bayaran sekolah dan uang pembangunan sehingga sekolah dapat membangun sekolah dan menambah ruang kelas, termasuk tambahan penghasilan untuk pengajar. Masyarakat kelas menengah keatas dapat menikmati sekolah yang cukup baik, sedangkan masyarakat kelas menengah kebawah masih sulit untuk menyekolahkan anaknya karena dihimpit kebutuhan hidup sehingga menganggap sekolah tidak begitu penting, asalkan anaknya sudah bisa membaca dan menulis merasa sudah cukup. Tenaga pengajar masih sedikit sekali karena bekerja sebagai guru penghasilannya kurang memadai.

Jakarta sebagai ibukota Indonesia pada masa Gubernur Ali Sadikin sampai merekrut untuk menjadi guru SD, membuka Sekolah Pendidikan Guru Khusus dari ijazah SLTP dan SLTA untuk dididik menjadi guru guna mengisi kekurangan tenaga pengajar di Jakarta.
Dengan bertambah membaiknya kehidupan masayarakat terutama yang berada di perkotaan, maka pendidikan semakin dibutuhkan. Pada tahun 70-an sekolah-sekolah mulai bermunculan dan dijadikan komoditi bisnis yang cukup menarik dan menguntungkan. Biaya untuk sekolah yang tinggi membuat masyarakat kelas menengah kebawah tidak mampu untuk menyekolahkan anak kesekolah yang lebih tinggi. Untuk masuk sekolah mulai terjadi tawar menawar, yang dijadikan alasan adalah uang pembangunan. Siapa yang dapat membayar lebih tinggi akan dapat bersekolah, sedangkan yang tidak mampu membayar tidak dapat diterima di sekolah tersebut.

Pada masa ini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dengan ditemukannya peralatan mekanis dan komputer, maka kurikulum pendidikan mulai diadakan perubahan seperti pelajaran berhitung dirubah menjadi matematika. Buku-buku pelajaran banyak mengalami perubahan sehingga buku-buku tahun yang lalu tidak dapat dipakai lagi pada tahun ini. Buku pelajaran mulai dijadikan ajang bisnis yang menguntungkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dunia makin berkembang, mesin tik mulai ditinggalkan dan diganti dengan mesin tik elektris, alat hitung mulai menggunakan kalkulator, televisi mulai dikenal. Pada tahun 80-an pendidikan di Indonesia turut mengalami peningkatan, Biaya pendidikan juga turut meningkat, makin tinggi sekolah maka semakin tinggi biaya sekolah. Masyarakat yang kurang mampu tetap tidak dapat menikmati pendidikan yang tinggi. Mulai terjadi jarak tingkat pendidikan yang cukup jauh antara masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan.
Dengan ditemukannya Personal Computer, maka mesin tik manual mulai ditinggalkan dan kantor-kantor mulai menggunakan komputer untuk mengelola administrasi perkantoran. Pendidikan Komputer mulai dibutuhkan dan dimasukkan kedalam kurikulum sekolah. Laboratorium Komputer dan Laboratorium Bahasa mulai didirikan. Biaya sekolah semakin tinggi dengan adanya pendidikan extra kurikuler. Pada era tahun 90-an ini arah pendidikan sudah dipersiapkan untuk menghadapi era globalisasi dunia. Namun karena dunia pendidikan tidak ditunjang oleh Pemerintah, maka kemampuan bangsa Indonesia menghadapi era globalisasi sangat terbatas, Bangsa Indonesia hanya bisa menggunakan tetapi tidak bias membuat. Indonesia dijadikan lahan yang empuk bagi Negara-negara industry seperti Amerika, Jepang, Jerman dan lainnya. Bapak Habibie sudah mencoba membuat pabrik pesawat terbang. Karena kurang mendapat dukungan, akhirnya berkembang kurang maksimal bahkan terjadi pengurangan tenaga kerja.
Era tahun 2000-an dunia pendidikan mulai mendapat perhatian dari Pemerintah. Anak-anak yang cerdas dan kurang mampu mendapat bea siswa untuk terus melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mulai diberikan untuk pendidikan dasar 9 tahun ( tingkat SD dan SLTP). Anggaran Pemerintah untuk dunia pendidikan di perbesar. Tingkat pendidikan para pengajar mulai dari SD harus Sarjana. Secara sepintas terlihat dunia pendidikan di Indonesia sudah membaik.
Kita menghadapi era tahun 2010, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia berkembang sangat cepat seperti deret ukur, sedangkan pendidikan di Indonesia berkembang seperti deret hitung. Masyarakat yang dapat menikmati pendidikan sampai perguruan tinggi masih terbatas, karena biaya pendidikan yang cukup tinggi dan tidak mampu dijangkau oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Teknologi dan komunikasi sudah menggunakan internet sehingga sudah tidak ada jarak antar Negara di dunia. Batas antar Negara sudah hamper tidak terlihat karena orang sudah mulai bisa bepergian antar Negara. Kalau Pemerintah tidak cepat mengambil langkah untuk percepatan perkembangan pendidikan di Indonesia tidak hanya sekedar BOS, maka Indonesia yang dulunya dijajah Belanda negerinya, sekarang Indonesia akan dijajah secara perekonomian oleh Negara-negara maju.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Home | Blogging Tips | Blogspot HTML | Make Money | Payment | PTC Review

Pendidikan : Untuk semua Orang © Template Design by Herro | Publisher : Templatemu